Tugas
FILSAFAT SAINS DAN
KONSEP TEKNOLOGI
Berpikir ilmiah dan
sarana berpikir ilmiah
Oleh :
LA ODE MUHAMAD YUSUF
F1D112037
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
tentang sarana berfikir ilmiah.
Dalam penulisan makalah
ini, berbagai hambatan telah saya alami.
Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
penyusun semata-mata. Namun, karena adanya bantuan dan dukungan dari
pihak-pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
menyadari pengalaman dan pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
makalah ini lebih baik dan bisa lebih bermanfaat.
Kendari, oktober
2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2
C.
Tujuan……………………………………………………………………… 2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………….. 4
A.
Pengertian berfikir ilmiah………………………………………………… 4
B.
Sarana Berfikir Ilmiah…………………………………………………….. 4
B.1. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir
ilmiah……………………… 4
B.2. peran matematika sebagai sarana berpikir
ilmiah…………………. 4
B.3. peran statistika sebagai sarana berpikir
ilmiah…………………….. 4
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………... 10
A.
Kesimpulan………………………………………………………………… 11
B.
Saran……………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan
berfikir kita lakukan dalam keseharian dan merupakan ciri utama dari kita
sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan
manusia dengan makhluk lain ciptaan tuhan.
Berpikir merupakan upaya manusia
dalam memecahkan masalah. Secara garis besar berfikir dapat
dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah
pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang
mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal
mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan
menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan.
Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti
keberadaan dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk
“berpikir secara mendalam”, seseorang perlu memegang kepala dengan kedua
telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari
keramaian dan segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telah menganggap
“berpikir secara mendalam” sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan.
Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan “filosof”.
Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu
keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan
alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus
ditempuh. Berfikir ilmiah
merupakan berfikir dengan langkah–langkah metode ilmiah seperti perumusan
masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik
kesimpulan. Kesemua langkah–langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus
didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir
ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada
dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa
memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu
merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk
itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logika induktif.
Penalaran ilmiah
mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya
merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan
sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu
adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut
dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan
ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika dan statistik.
Berdasarakan uraian tersebut maka dibuatlah makalah mengenai sarana berpikir
ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.
Bagiamana
seseorang dikatakan berpikir ilmiah ?
2.
Apa yang
dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah ?
3.
Sarana apa saja
yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah ?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui
bagaimana seseorang dikatakan berikir ilmiah.
2.
Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah.
3.
Untuk mengetahui
Sarana apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah.
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang
logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain
itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan.
Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi
dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang
bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat
khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang
bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
B. Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir
ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang
baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu
proses metode ilmiah.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
1.
Menurut
Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia
untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses
berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri.
Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
3. Menurut Kartono (1996, dalam
Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas
dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir
ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara
sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan
defenisi untuk operasional. Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan
kenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan
mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi.
Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan
keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun
pengetahuan adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi
tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya
setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.
Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science), dengan
pengetahuan (knowledge), antara lain :
a. Menurut
Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982. Ilmu harus memiliki
obyek, terminologi, metodologinya, filosofi dan teorinya yang khas.
b. Menurut
Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu juga
harus memiliki objek, metode, sistematika dan mesti bersifat universal.
Sumber-sumber
pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
1.
Pengalaman.
2.
Otoritas .
3.
Cara
berfikir deduktif.
4.
Cara
berfikir induktif .
5.
Berfikir
ilmiah (pendekatan ilmiah).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari
sarana berpikir ilmiah adalah :
1.
Sarana
berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmu.
2. Tujuan mempelajari metode ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya
ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika, serta logika dan
statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai
peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah
dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan
penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
1.
Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir
ilmiah
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa
disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang
ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat bebas
dari unsur emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama
yakni,
1. Sebagai sarana komunikasi antar
manusia.
2. Sebagai sarana budaya yang
mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa
adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya,
pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebudayaan.
Ada dua
pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1. Bahasa alamiah yaitu bahasa
sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh
alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa
isyarat dan bahasa biasa.
2. Bahasa buatan adalah bahasa yang
disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran
untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa
istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang
dikenal dengan bahasa ilmiah.
2.
Peran Matematika sebagai sarana
berpikir ilmiah
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara
lebih baik diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat.
Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika
adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka
matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal
mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi
kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang
berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang
kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif
dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau
generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika
tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.
Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis,
sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa
matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai
sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang.
3.
Peran Statistika sebagai sarana
berpikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting
dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi
variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan
cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati
hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara
kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada
dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh
yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya
statistika merupakan
sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan
menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat
mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode
penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas
dan hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Peranan
statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman
modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan
ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap
metode keilmuan:
1. Alat untuk menghitung besarnya
anggota sampel yang akan diambil dari populas.
2. Alat untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen..
- Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
- Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Hubungan statiska antara Sarana
berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan
statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan
berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka
ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif.
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan
statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup
yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan
untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan
masalah kita sehari-hari.
Fungsi
berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan
kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan
alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya
berdasarkan metode ilmiah.
Pada
hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah
tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka
sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat
menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir tersebut.
Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk
mengetahui diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat
mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.
Uraian
mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan
bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan
manusia. kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan
non-ilmiah. Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah belum dapat
disebut benar. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki
perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir
ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan
pada perasaan manusia dan ukuran kebenaran dimana berfikir ilmiah
mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu
pengetahuan pada keyakinan semata.
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1.
Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika
dia dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkannya.
2.
Sarana berpikir
ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
langkah yang harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
3.
Sarana yang digunakan dalam brpikir
ilmiah yaitu bahasa, matematika dan stasistika.
B.
Saran
Saran dari makalah ini yaitu agar penulis dapat
menambah literature lain mengenai pengertian istilah-istilah penting yang
terdapat dalam tulisan agar pembaca dapat mudah mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar,
Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika
Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarna,
Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.
Suriasumantri, Jujun S. 1999.
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suriasumantri,
Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.